LAPORAN PRAKTIKUM
GEOGRAFI TANAH
PENGAMATAN
SIFAT FISIKA TANAH, KIMIA TANAH, DAN BIOLOGI TANAH
DI
DESA BOTUMOPUTI, KECAMATAN TIBAWA, KABUPATEN GORONTALO,
PROVINSI
GORONTALO
Disusun Oleh
Nama
: YEMIMA OTOLUWA
Nim : 451 416 012
Kelas : B
Kelompok : 3 (Tiga)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2017
KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
limpahan rahmat dan inayah-Nyalah sehingga saya memperoleh kekuatan dan
kesehatan dalam menyelesaikan penyusunan
laporan akhir ini dengan judul kegiatan “Praktikum Geografi Tanah” tepat pada
waktunya.
Laporan
ini merupakan hasil akhir dari Praktikum Kerja Lapangan Mahasiswa Prodi
Geografi 2015. Di dalam laporan ini terdapat pengenalan serta pengetahuan
mengenai Geografi Tanah dan pengenalan beberapa alat praktikum serta fungsi dan
prinsip kerjanya.
Dalam
penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa isi yang terkafer dalam laporan
akhir ini masih terdapat banyak kekeliruan, baik dari segi sistematika maupun
konsepsi keilmiahannya. Sehingganya saya berharap kepada para pembaca yang
budiman kiranya dapat memberikan kritikan maupun saran yang sifatnya membangun,
demi kesempurnaan penyusunan laporan pada masa-masa selanjutnya.
Akhir
kata, semoga bantuan dan petunjuk yang telah di berikan oleh berbagai pihak
memperoleh imbalan yang setimpal serta memperoleh rahmat dan hidayah dari allah
swt.
Wassalam..
Gorontalo, Mei
2017
Yemima
Otoluwa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari segala fenomena atau gejala alam, gejala sosial serta faktor yang
menimbulkan gejala tersebut, kemudian melakukan penafsiran tentang hubungan
antara manusia dengan alam. Ruang lingkup geografi dapat dibedakan atas ruang
lingkup kajian fisik dan kajian sosial. Salah satu ilmu yang mempelajari
tentang tanah adalah geografi tanah. Geografi tanah sendiri merupakan ilmu
tentang penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis dan dikaitkan dengan
faktor-faktor pembentuk tanahnya ,dan kajian yang dilakukan saat praktikum
geografi tanah adalah mulai dari keadaan di sekitar tanah,lereng, tekstur,
struktur, konsistensi,keasaman tanah, kandungan bahan organik, serta kandungan
kapur di dalam tanah. Dalam geografi tanah tidaklah hanya memepelajri
teori-teori tentang tanah saja, melainkan juga dituntut untuk adanya praktik
langsung guna bisa membuktikan langsung tentang jenis-jenis tanah yang ada.
Tanah adalah kumpulan dari
bagian-bagian padat yang tidak terikat antara satu dengan
yang lain (diantaranya
mungkin material organik)
dan rongga-rongga diantara bagian-bagian
tersebut berisi udara
dan air. (Verhoef, 1994). proses pembentukan dan keberadaan tanah sangat
dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti batuan induk, iklim, topografi
atau relief, vegetasi atau organisme, waktu, dan manusia. Seiring berjalannya
waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia semakin berubah, hal ini
didominasi oleh pemanfaatan yang tidak sesuai aturan yang berwawasan lingkungan
sehingga kurang memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari
pengolahan tanah tersebut. Untuk itu, penting bagi kita sebagai bagian dari
masyarakat negeri ini untuk mengenal keadaan tanah yang ada di sekeliling kita.
Tentunya agar pemanfaatan tanah yang sangat penting itu dapat disesuaikan
dengan potensi dan kemampuan tanah yang dimilikinya.
1.2
Rumusan
masalah
1. Bagaimana
keadaan profil tanah di Desa Botumoputi?
2. Bagaimana
keadaan tekstur tanahnya ?
3. Bagaimana
struktur tanah di masing-masing horizon ?
4. Bagai
mana keadaan konsistensi tanah yang ada di lokasi praktikum ?
5. Bagaimana
cara menggunakan alat infiltrometer digital?
6. Bagaimana
mengidentifikasi keadaan PH tanah dilokasi praktikum?
7. Bagaimana
cara menggunakan alat soil tester ?
1.3
Tujuan
1. Mengamati
dan meneliti keadan profil tanah di desa botumoputi
2. Mengetahui
keadaan tekstur tanah di desa botumoputi
3. Mengamati
dan meneliti struktur tanah di masing-masing horizon
4. Mengetahui
keadaan konsistensi tanah yang ada di lokasi praktikum
5. Mengetahui
cara menggunakan alat infiltrometer digital
6. Menentukan
serta mengetahui keadaan PH tanah dilokasi praktikum
7. Mengetahui
cara menggunakan alat soil tester
1.4
Manfaat
penulisan
Adapun manfaat dari
praktikum ini yaitu sebagai pengaplikasian materi pada mata pelajaran
geografi, pengaplikasian keterampilan dalam memahami konsep geografi. agar
dapat mencocokan teori yang telah didapatkan di dalam pembelajaran kelas dengan
data yang di dapatkan di lapangan sehingga dapat berguna bagi diri sendiri dan
masyarakat, Serta Membantu dalam pengambilan keputusan tentang penggunaan
lahan dan rencana pengembangan wilayah di Desa Botumoputa, Kecamatan Tibawa,
Kota Gorontalo. 3. Pemerintah juga bisa melakukan pemetaan karakter tanah untuk
efektivitas program-progam yang dilaksanakan oleh pemerintah itu sendiri.
1.5
Lingkup
kajian
Ilmu tanah
mempelajari tanah pada satu wilayah kecil saja, menyangkut apa yang ada di
dalam tanah itu dan interaksinya dengan lingkungan dan makhluk hidup. Misalnya,
di dalam tanah suatu wilayah yang telah ditetukan, terdapat kandungan unsur
hara tertentu dan didiami oleh serangga tertentu yang terkait dengan vegetasi
yang ada di atasnya. Selain itu juga dalam ilmu tanah dipelajari sifat fisik dan
kimia tanah. Sifat fisik tanah misalnya kelembaban, porositas, dan sebagainya.
Sifat kimia tanah misalnya pH tanah, kandungan kimia terikat dan terlarut, dan
sebagainya. Adapun lingkup kajian dari laporan geografi tanah dalah sebagai
berikut :
2.1.1 Acara
I (Sifat Fisik Tanah)
1. Profil
dan horizon tanah
2. Tekstur
tanah
3. Struktur
tanah
4. Konsistensi
tanah
5. Infiltrasi
tanah
2.1.2 Acara
II (Sifat Kimia Tanah)
1. pH
tanah
2. pH
dan Kelembaban tanah
2.1.3 Acara
III (Sifat Biologi Tanah)
1. Ketebalan
solum
2. Zona
Perakaran
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum ini
telah dilaksanakan pada 22 april 2017 dari pukul 07.30 hingga
12.00 wita. Kemudian pada tanggal 29-30 april dilakukan praktikum di
labolatorium teknik sipil UNG untuk pengolahan sampel tanah yang telah di
ambil. Pengambilan sampel tanah
dilakukan di Desa Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo
yang berada di titik koordinat 00 ͦ 39’ 64,4” LU dan 122 ͦ 52’ 05,9” LS. Pengolahan
data dilakukan di labolatorium Geografi UNG.
3.2
Alat dan bahan praktikum
3.2.1
Alat dan
bahan kegiatan I (Profil dan horizon tanah)
1.
Alat tulis
menulis
2.
Roll meter
50 meter
3.
Sekop
4.
Parang
5.
Tali
6.
Lembar
observasi
7.
Baterai
alkalin
8.
Plastic
sampel
9.
Spidol
permanen
10.
Kamera
11.
Lembar
observasi
12.
Papan klip
3.2.2
Kegiatan II (Tekstur tanah)
1.
ATM
2.
GPS
3.
Air
4.
Plastik
sampel ukuranbesar
5.
Sampel
tanah tidakutuh
6.
Sekop
linggis
7.
Spidol
permanen
3.2.3
Kegiatan III (struktur tanah)
1.
Alat tulis
menulis
2.
Gps
3.
Sekop
4.
Sampel
tanah
3.2.4
Kegiatan IV
(konsistensi tanah)
1.
Alat tulis
menulis
2.
Gps
3.
Infiltrometer
4.
Air
3.2.5
Kegiatan V
1.
Alat tulis menulis
2.
GPS
3.
Infiltrometer Digital/Double Ring
Infltrometer
4.
Air
3.2.6
Kegiatan I (pH tanah)
1.
ATM (buku tulis, pulpen, papan
alas)
2.
GPS
3.
pH indikator
4.
Air
5.
Gelas Aqua
6.
Sampel Tanah
3.2.7 Kegiatan II
(pH dan Kelembaban tanah)
1.
ATM (buku tulis, pulpen, papan alas)
2.
GPS
3.
Soil Tester
3.2.8 Kegiatan I
(Ketebalan Solum)
1.
Alat tulis menulis
2.
Global Positioning System
3.
Roll meter
4.
Perangkat pembuat profil tanah
(cangkul, sekop, belati)
3.2.9
Kegiatan II (Zona Perakaran)
1.
Alat tulis menulis
2.
Global Positioning System
3.
Roll meter
4.
Perangkat pembuat profil tanah
(cangkul, sekop, belati)
3.3
Teknik
Pengumpulan Data
3.3.1
Pengumpulan data kuantitatif ( di
lapangan )
Teknik pengumpulan data kuantitatif dalam
praktikum ini menggunakan teknik observasi yaitu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
di mana praktikan mengambil sampel tanah dari lokasi praktikum yang nantinya
akan diolah dilabolatorium
3.3.2
Pengumpulan data di laboratorium
Dikerjakan di laboratorium, di kenal
sebagai analisa mekanik atau analisis granuler dengan cara pipet atau dengan
cara hidrometrik. Untuk menentukan ukuran, jumlah dan komposisi partikel dalam
tanah dilakukan analisis mekanik. Setelah diketahui komposisi berbagai ukuran
partikel penyusun tanah, maka dapat diketahui sifat-sifatnya : berat atau
ringannya tanah.
3.4
Teknik pengolahan data
3.4.1
Pengolahan data di lapangan
Dalam
praktikum yang telah dilaksanakan ini menggunakan teknik pengolahan data
kuantitatif yang memungkinkan kita melakukan kolerasi antara sebab dengan data
yang di ambil. Dimana dalam pengolahannya digunakan alat indra.
Misalnya penglihatan, peraba, dan sebagainya.
3.4.2
Pengolahan data di laboratorium
Pengolahan data di laboratorium
dilakukan dengan mengolah sample yang telah diambil di lokasi praktikum untuk
mendapatkan data yang lebih rinci.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.1 Deskripsi Umum Lokasi Praktikum
Secara geografis Kabupaten Gorontalo
terletak pada koordinat121ΒΊ59’-123ΒΊ02’ BT dan 0ΒΊ24’-1ΒΊ02’ LU dengan luas
wilayah± 1.846,40 Km² terbagi dalam 17 Kecamatan dan 168 desa/kelurahan.
Batas-batas
administrasi Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut :sebelah Utara
Kabupaten Gorontalo Utara,sebelah Timur Kabupaten Bone Bolango dan Kota
Gorontalosebelah Barat Kabupaten Boalemo, dansebelah Selatan Teluk
TominiKabupaten Gorontalo memiliki luas wilayah sebesar ± 1.846,40Km². Kondisi
Kabupaten Gorontalo, sebagian besar datar, perbukitanrendah dan dataran tinggi,
tersebar pada ketinggian 0 – 500 M di ataspermukaan laut. Sementara keadaan
topografi didominasi olehkemiringan 15 – 40ΒΊ (45 – 46%) dengan jenis tanah yang
seringmengalami erosi. Adapun jenis tanah di kabupaten gorontalo adalah jenis
tanah Latosol. Kondisi dan struktur utama geologi adalah patahanyang berpotensi
menimbulkan gerakan tektonik, menyebabkan rawanbencana alam seperti gempa bumi,
gerakan tanah, erosi, abrasi,gelombang pasang, pendangkalan dan
banjir.Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, KabupatenGorontalo
mengalami dua musim, yakni musim kemarau dan musimhujan. Rata-rata curah hujan
setiap tahun berkisar 1500 mm/tahun.Sedangkan suhu rata-rata 31,80 C dengan
temperatur maksimal 32,90.
1.2 Deskripsi Lokasi Pengamatan
Lokasi
praktikum geografi tanah berlangsung di desa Botumoputi, Kec. Tibawa, Kabupaten
Gorontalo tepatnya berada di titik koordinat 00˚ 39’ 46,4” LU dan 122˚ 52’
05,9” LS. Lokasi praktikum geografi tanah ini berada di
pinggir jalan yang masih sementara masa pembangunan, dan juga terdapat
aktifitas pembangunan. Karena sementara dalam masa pembangunan, maka bentuk
lahan di lokasi pengamatan telah berubah menjadi bentuk lahan antropogenik. Di
lokasi pengamatan juga didapatkan banyaknya batuan kapur, sehingga lahan sangat
gersang.
1.3 Hasil dan Pembahasan
1.3.1
Sifat Fisik Tanah
a.
Profil dan Horizon Tanah
Lokasi Kegiatan : Desa Botumoputi Kec. Tibawa
Koordinat Lokasi : N
: 00° 39’ 51.3’’. E : 122° 52’ 00.9’’.
Elevasi : 108 m
Kemiringan
Lereng : 85
Waktu
: 09.30
Bentuk
Lahan : Struktural
Penggunaan
Lahan : Perkebunan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Profil
dan Horizon Tanah
Horizon
|
Parameter Dilapangan
|
|
Ketebalan (cm)
|
Deskripsi masing - masing Horizon
|
|
O
|
40 cm
|
Horizon bagian atas, Lapisan tanah organik yang terdiri dari
humus daun, sisa - sisa tanaman masih terlihat berupa guguran dedaunan.
Berwarna gelap kehitaman.
|
A
|
90 cm
|
Horizon ini tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan
mineral. Horizon A berwarna gelap kecoklatan.
|
B
|
80 cm
|
Horizon Iluvial atau horizon pengendapan sehingga terjadi
akumulasi dari bahan - bahan yang tercuci dari horizon diatasnya. Horizon ini
tampak berwarna ciklat terang.
|
C
|
10 cm
|
lapisan tanah penyusunnya masih serupa dengan batuan induk atau
belum terjadi perubahan. Horizon ini tampak kasar, lebih terang dari pada
horizon B.
|
Dari hasil pengamatan yang di
lakukan mengenai profil tanah di daerah botumoputi didapatkan hasil yang dapat
dilihat pada tabel 4.1 . Profil tanah
yang diamati mempunyai ketinggian 2,2 meter
yang terdiri dari empat horizon tanah
yaitu horizo O, horizon A horizon B dan horizon C. Masing-masing horizon
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Horizon O memiliki ketebalan 40 cm
dengan warna yang agak gelap karena merupakan hasil pelapukan seresah - seresah
tanaman. Perakaran masih sangat jelas pada horizon ini, karna tanaman tumbuh
tepat di atas horizon ini. Horizon A memiliki warna yang gelap karena memiliki
kandungan bahan organik yang sangat tinggi karena merupakan hasil pelapukan
bahan oganik yang ada di atasnya. Ketebalan horizon ini yaitu 90 cm
serta perakaran pada lapisan ini masih nampak karena pada lapisan ini
masih dapat dijangkau dengan perakaran vegetasi yang ada di atasnya. Horizon B
memiliki warna agak kekuning-kuningan dengan ketebalan 80 m dan agak terang
karena merupakan hasil eluviasi atau pencucian dari lapisan yan ada di atasnya.
Horizon C berwarna coklat muda dan merupakan batuan batuan yang cukup besar
karena pelapukan pada lapisan ini belum sempurna. Tekstur dari lapisan ini sangat
kasar karena masih dalam bongkahan batu yang bentuknya hampir sama dengan
batuan induk.
b.
Tekstur tanah
Lokasi Kegiatan : Desa Botumoputi Kec. Tibawa
Koordinat Lokasi : N : 00° 39’ 51.3’’. E : 122° 52’ 00.9’’.
Waktu :
10.35
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tekstur
Tanah di Lapangan
NO
|
Horizon
|
Terasa
Pasiran
|
Licin
dan Lengket
|
||||||
Pasir
|
Pasir
bergeluh
|
Geluh
pasir
|
Geluh
pasir
|
Geluh
|
Geluh
lempung berdebu
|
Geluh
berlempung
|
Lempung
|
||
1
|
O
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
A
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
B
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
4
|
C
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Berdasarkan
hasil pengamatan di lapangan, maka di dapatkan bahwa horizon O mempunyai
tekstur tanah pasir bergeluh. Geluh merupakan tanah dengan
komposisi pasir, debu, dan lempung dalam jumlah yang relatif seimbang. Pada
horizon A memiliki Tekstur lapisan yang agak kasar atau geluh berpasir. Tekstur
lapisan horizon B yaitu terasa sedikit berpasir dan agak lempung serta becampur
dengan batu kapur. Sedangkan tekstur dari horizon C memiliki Tekstur geluh
berpasir yang sangat kasar karena masih
dalam bongkahan batu yang bentuknya hampir sama dengan batuan induk. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa di lapangan, tekstur
tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah diantara jari-jari, sambil
dirasakan halus dan kasarnya yang dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan
liat.
Selanjutnya dilakukan pengamatan
tekstur tanah di laboratorium untuk dapat mengklasifikasikan tekstur kedalam
segitiga klasifikasi tekstur tanah menurut USDA. Adapun hasil yang didapatkan
yaitu, horizon O memiliki kandungan pasir sebesar 80%, lanau 20%, dan lempung
0%. Sehingga dapat dikategorikan sebagai pasir berlempung. Untuk horizon A,
memiliki kandungan pasir sebesar 60%, lanau 40%, dan lempung 0%. Sehingga dapat
dikategorikan sebagai lempung berpasir. Untuk horizon B memiliki kandungan
pasir sebesar 30%, lanau 60%, dan lempung 10%. Sehingga dapat dikategorikan
sebagai lempung berlanau. Sedangkan untuk horizon C memiliki kandungan pasir
sebesar 20%, lempung 20%, dan lanau 60%. Sehingga dapat dikategorikan sebagai
lempung berlanau.
Tabel 4.3 pengamatan di
labolatorium teknik sipil
No
|
Horizon
|
Fraksi
|
No. Saringan
|
Berat
|
Presentase (%)
|
1
|
O
|
Sangat kasar
|
10,12,16
|
500 gr
|
73,6
|
kasar
|
30
|
500 gr
|
17,3
|
||
sedang
|
40,50
|
500 gr
|
6,9
|
||
halus
|
100
|
500 gr
|
0,0
|
||
sangat halus
|
200
|
500 gr
|
1,1
|
||
debu dan lempung
|
>200
|
500 gr
|
0,5
|
||
2
|
A
|
Sangat kasar
|
10,12,16
|
500 gr
|
51,6
|
kasar
|
30
|
500 gr
|
17,3
|
||
sedang
|
40,50
|
500 gr
|
11,5
|
||
halus
|
100
|
500 gr
|
8,9
|
||
sangat halus
|
200
|
500 gr
|
4,6
|
||
debu dan lempung
|
>200
|
500 gr
|
4,8
|
||
3
|
B
|
Sangat kasar
|
10,12,16
|
500 gr
|
44,8
|
kasar
|
30
|
500 gr
|
15,9
|
||
sedang
|
40,50
|
500 gr
|
12,4
|
||
halus
|
100
|
500 gr
|
10,5
|
||
sangat halus
|
200
|
500 gr
|
8,1
|
||
debu dan lempung
|
>200
|
500 gr
|
7,4
|
||
4
|
C
|
Sangat kasar
|
10,12,16
|
500 gr
|
52,0
|
kasar
|
30
|
500 gr
|
12,4
|
||
sedang
|
40,50
|
500 gr
|
9,3
|
||
halus
|
100
|
500 gr
|
7,8
|
||
sangat halus
|
200
|
500 gr
|
4,8
|
||
debu dan lempung
|
>200
|
500 gr
|
13,5
|
Dari hasil pengamatan tanah dalam
kondisi kelembapan basah diperoleh hasil bahwa horizon o memiliki konsistensi
agak lekat karena memiliki struktur yang bergupal gumpal bahkan dalam keadaan
basah horizon ini tidak dapat melekat dengan utuh. Horizon a dalam keadaan
basah tidak dapat melekat dengan baik karena strukturnya banyak mengandung
pasir sehingga ketika diberi air horizon ini tidak dapat melekat satu sama
lain. Sedangkan untuk horizon b memiliki konsistensi tanah sangat lekat
sehingga dalam keadaan basah horizon ini dapat dibentuk dan melekat satu sama
lain. Dan untuk horizon a memiliki konsistensi tanah yang tidak plastis artinya
pada saat basah tanah ini tidak melekat karena strukturnya yang keras namun
masih terdapat partikel kecil yang membuatnya terasa lengket.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan
Konsistensi Tanah Kondisi Lembab
No
|
Horizon
|
Lembab
|
||||
Sangat
gembur
|
Gembur
|
Teguh
|
Sangat
teguh
|
Luar
biasa teguh
|
||
1
|
O
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
2
|
A
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
3
|
B
|
-
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
4
|
C
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan, horizon o termasuk sebagai tanah yang gembur karena mengandung bahan
organik dan dapat ditumbuhi oleh vegetasi. Sedangkan horizon a, ketika diberi
sedikit air akan mudah terbentuk sehingga termasuk tanah yang teguh begitu pula
dengan horizon c. Dan untuk horizon b termasuk konsistensi tanah yang sangat
teguh karena banyak mengandung partikrl hals yang tercampur dengan kapur
sehingga ketika diberi sedikit air akan mudah dibentuk.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan
Konsistensi Tanah Kondisi Kelembaban Kering
No
|
Horizon
|
Kering
|
|||||
Lepas
|
Lembek
|
Keras
|
Agak
keras
|
Sangat
keras
|
Luar
biasa keras
|
||
1
|
O
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
2
|
A
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
B
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
C
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ΓΌ
|
-
|
Berdasarkan hasil pengamatan
konsistensi tanah kering yang dilakukan dengan cara meremas sampel tanah yang
telah diambil. Dapat diketahui bahwa horizon o memiliki konsistensi tanah yang
keras. Untuk horizon a termasuk tanah lepas dalam keadaan kering. Kemudian
horizon b termsuk dalam tanah yang lunaksedangkan horizon c termasuk tanah yang
sangat keras dalam keadaan kering.
e.
Infiltrasi tanah
Lokasi :
Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa
Koordinat
lokasi : 00˚ 39’ 51.3” LU dan 122˚ 52’ 00,9” LS
Elevasi : 108 m
Bentuk lahan : struktural
Pengunaan
lahan : perkebunan
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan
Infiltrasi Tanah
No
|
Waktu
|
Jarak (mm)
|
1
|
3 Menit Pertama
|
55 mm
|
2
|
3 Menit Kedua
|
39 mm
|
3
|
3 Menit Ketiga
|
32 mm
|
Infiltrasi merupakan masuknya air
dalam permukaan tanah. Perkolasi adalah masuknya air dalam tanah lebih dalam.Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pada 3 menit pertama
turun sebanyak 55 mm. Kemudian didapatkan data pada 3 menit kedua sebesar 39 mm,
pada 3 menit ketiga turun sebanyak 32 mm. Selanjutnya infiltrasi yang terbesar
terdapat di 3 menit pertama karena pada permukaan ini tanahnya masih kering dan
kelembapannya masih relatif sedikit sedangkan pada menit selanjutnya infiltrasi
akan semakin berkurang karena kelembapan yang semakin kebawah semakin tinggi
dan ukuran pori tanah akan semakin kecil Jika dilakukan pengamatan lebih
lanjut, maka dapat dilihat berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai tanah
mengalami kejenuhan.
1.3.2
Sifat Kimia Tanah
a.
pH tanah
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan pH tanah
No
|
Horizon
|
pH
|
1
|
O
|
8
|
2
|
A
|
7
|
3
|
B
|
7
|
4
|
C
|
7
|
Pada praktikum kali ini kami
melakukan pengukuran pH tanah dari 4 jenis horizon tanah yang berbeda yaitu
hurizon o, horizon a, horizon b, dan horizon c untuk mengetahui perbedaan
tingkat pH dari contoh tanah yang diambil dari daerah praktikum.
Dilihat dari hasil praktikum yang
telah dilakukan, dari keempat jenis horizon
tanah yang memiliki pH kisaran 7-8 , horizon c, horizon a dan horizon b memilikipH = 7, horizon
tanah tersebut dikategorikan ke dalam pH netral. Sedangkan horizon 0 memiliki
ph=8 yang artinya jika ph>8 maka dapat digolongkan sebagai tanah yang basa.
Perbedaan ph ini di sebabkan oleh kandungan kimia yang ada di dalamnya Jika
tanah tersebut tergolong basa maka tanah mengandung banyak unsur hara akan
tetapi masih terikat dan tidak mudah tersedia untuk digunakan oleh tanaman. Nilai
pH suatu tanah menentukan subur atau tidaknya suatu tanah. Dengan penentuan pH
juga dapat menjadi patokan untuk memilih tanaman yang cocok pada tanah
tertentu.
b.
pH dan Kelembaban Tanah
Lokasi
Kegiatan : Desa
Botumoputi Kec. Tibawa
Koordinat
Lokasi : N : 00° 39’ 51.3’’. E : 122° 52’
00.9’’.
Elevasi : 108 m
Waktu : 09.30
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan pH dan Kelembaban Tanah
Horizon
|
pH tanah
|
Kelembaban tanah
|
O
|
6,3
|
55%
|
Dalam mengukur ph dan kelembapan
tanah dalam praktikum ini digunakan alat soil tester yang letakan dalam tanah. Tanah
yang diukur yaitu horzon o yang memiliki ph tanah 6,3 yang bersifat asam serta
memiliki kelembaban tanah sebesar 55 %.
1.3.3
Sifat Biologi Tanah
a.
Ketebalan Solum
Lokasi
Kegiatan : Desa
Botumoputi Kec. Tibawa
Koordinat
Lokasi : N : 00° 39’ 51.3’’. E : 122° 52’
00.9’’.
Waktu : 11.00
Kedalaman solum tanah : 1,7 m
Solum tanah merupakan bagian dari
profil tanah dengan jarak tertentu yang berkembang akibat proses pembentukan
tanah yang dapat meliputi horizon A dan horizon B. . Horizon A merupakan
horizon mineral di permukaan tanah dan horizon B adalah horizon yang terbentuk
di bawah horizon A. Dari hasil pengukuran yang dilakukan didapatkan ketebalan
solum yaitu setebal 1,7 meter
b.
Zona Perakaran
Lokasi
Kegiatan : Desa
Botumoputi Kec. Tibawa
Koordinat
Lokasi : N : 00° 39’ 51.3’’. E : 122° 52’
00.9’’.
Waktu : 11.00
Zona perakaran : Ada, dari horizon O - B
Zona perakaran merupakan tempat
berdirinya tanaman dan sekaligus berfungsi sebagai media tumbuh tanaman.
Lingkungan perakaran juga menjadi sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi
tanaman sebelum diserap oleh tanaman. Zona perakaran juga merupakan tempat
berlangsungnya difusi oksigen ke akar. Dari hasil pengukuran pada saat
praktikum didapatkan hasil yaitu ketebalan zona prakaran hingga horizon A yaitu
1,3 m.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktikum ini yaitu :
1.
Profil
dari tanah yang diamat memiliki empat horizon yakni horizon O, horizon A,
horizon B dan horizon C dan masing-masing horizon memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dari warna, tekstur, struktur, kelembaben dan ph. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor yaitu umur tanah, vegetasi, kandungan bahan
organik, bahan induk, iklim dll
2.
Sifat
fisik tanah yang diamati terdiri dari warna, tekstur, struktur, batas horizon
dan kelembapan. Warna dari lapisan tanah terdiri dari agak gela,
kekuning-kuningan dan coklat muda. Struktur secara umum berbentuk granular yang
memiliki tekstur kasar dan berpasir
3.
Sifat
kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah dan kelembaban dari setiap horizon yang
berbeda. Jika ph kurang dari 7 maka tanah bersifat asam sedangkan ph lebih dari
7 merupakan sefat basah. Ph berperan penting terhadap tingkat kesuburan tanah
5.2 Saran
Adapun
saran saya untuk pemerintah yaitu untuk
dapat mengambil keputusan yang bijak dalam penggunaan lahan dan rencana
pengembangan wilayah botumoputi serta untuk menguasai dan mengembangkan
disiplin ilmu yang dimiliki, dan untuk labolatorium dapat melengkapi semua peralatan
dan bahan yang diperlukan sehingga mahasiswa mudah dalam mencari alat dan bahan
yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Iswandi. 1989. Biologi Tanah dalam
Praktek. IPB, Bogor.
Bailey.
1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Penerbit universitas lampung, Lampung
Bowles, E.J.
1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. PT. Erlangga. Jakarta.
Das, Braja
M. 1995. Mekanika Tanah 1 . Erlangga. Jakarta.
Darmawijaya, Isa M. 1990. .Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada
University.
Yogyakarta
Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu
Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah
dan Lingkungan. Jakarta: Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K
Soepardi, G. 1983.
Sifat dan ciri tanah. Departemen ilmu-ilmu tanah. Fakultas pertanian IPB. Bogor
Tan, Kim H. 1991. Dasar-Dasar Kimia
Tanah. Yogyakarta: UGM Press
Sarief. 1979. Ilmu Tanah Umum.
Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran.
Bandung.
Verhoef,
PNW. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil. Erlangga. Jakarta.